Wednesday, February 15, 2017

7 Peraturan Jatuh Cinta

Kalian harus menguasai 'peraturan jatuh cinta' sbb:
1. Jatuh cinta itu memulainya amat mudah, tapi menghentikannya susah payah.
Pahami peraturan sederhana ini. Buat kalian yang belum pernah jatuh cinta mungkin tidak tahu, tapi buat yang sekarang lagi patah hati, mereka sudah level S-3 atau profesor pahamnya. Maka, kalau kalian percaya dengan peraturan ini, berhati2lah selalu untuk jatuh cinta, bukan sebaliknya, malah asyik bermain dengan perasaan. Jangan coba2 membuka bendungan hati kalian, nanti jebol tidak terkendali.
2. Jatuh cinta itu tidak pernah rumit. Sederhana. Selalu sederhana. Tapi orang2nya lah yang membuat rumit.
Camkan baik2. Lagi2, buat kalian yang belum pernah jatuh cinta mungkin tidak paham, tapi besok lusa, ketika kalian mencemplungkan diri dalam urusan ini, ingat peraturan tersebut. Kitalah yang selalu membuat rusuh, galau, ribet, bego diri sendiri. Jatuh cintanya sih nggak. Cinta itu selalu simpel. Orang2nya yg rumit. Dalam urusan yang sudah pasti sekalipun orang2 tetap saja membuat rumit, apalagi dengan perasaan tidak jelas, hubungan tdk lurus, lebih rumit lagi.
3. Cinta itu bisa redup, bahkan padam, pun juga bisa menyala tinggi. Tergantung kita.
Bohong banget kalau cinta orang itu terussss saja menyala tinggi. Itu hanya trik pemasaran film, buku2, dsbgnya. Dilebih2kan, biar yang nonton atau baca senang hatinya. Cinta itu persis seperti api unggun. Kita sendiri yang menentukan apakah api unggun itu akan terus menyala atau padam. Nah, kebanyakan, orang2 bahkan sukarela menyiram api unggunnya dengan minyak tanah sekontainer, maka menyala tinggilah dia sesaat, membakar dirinya sendiri, merusak. Tanpa sempat berpikir, apakah perasaannya itu sungguhan atau karena dia tidak mampu mengendalikan diri. Tanyakan ke orang tua kalian, yang membuat pernikahan itu awet hingga 50 tahun, bukan karena cintanya terus menyala tinggi. Tapi karena mereka punya komitmen, kepercayaan. Dengan dua hal tsb mereka memutuskan untuk jatuh cinta lagi, jatuh cinta lagi pada suami/istrinya hingga bertahan puluhan tahun.
4. Jatuh cinta itu tidak bisa membuat kenyang. Pun, jatuh cinta tidak bisa membuat kita produktif.
Saya serius. Memang betul, orang2 bisa saja enggan makan saat hatinya sedang riang karena cinta. Tapi itu tidak membuat kenyang. Come on, lebih penting krisis kelaparan di negara Afrika sana dibanding krisis cinta satu dunia. Jika kalian paham peraturan ini, maka kalian akan tahu: ada banyak hal lebih penting dibandingkan urusan jatuh cinta. Juga benar, orang2 yang jatuh cinta memang lebih kreatif, lebih semangat, tapi itu tidak membuatnya otomatis produktif. Saat dia berhasil membuat novel, lagu atau karya2 monumental, itu karena ybs sendiri memang produktif, bukan karena perasaan tsb. Coba saja lihat, milyaran orang2 jatuh cinta, tdk semuanya jadi pencipta karya masterpiece.
5. Jatuh cinta itu harus diuji, bukan diterima apa adanya
Hari ini, banyak sekali orang2 yang mudah jatuh cinta, lantas bilang, telah kuberikan segalanya untuknya. Aduh, kalian kebanyakan nonton film atau baca buku tentang cinta deh. Jatuh cinta itu butuh diuji, habis2an. Bukan dengan tangan terbuka malah diterima begitu saja. Bahkan dalam fase paling awal, ketika perasan itu mulai berkecambah di hati. Jika kalian menyukai orang lain misalnya, maka silahkan diuji. Minimal uji dengan waktu dan jarak. Apakah perasaan tsb memang semakin besar atau semakin kecil. Habis2an diujinya. Bila perlu disimpan dalam hati selama bertahun2. Jika memang jodohnya, pasti akan jadi. Bukan malah terlihat murahan banget. Di jejaring sosial, berceceran, tumpah bikin becek di mana2 perasaan kita.
6. Jatuh cinta itu bukan alat pembenaran diri.
Contoh paling kacau adalah ketika dua orang sesama jenis bilang mereka jatuh cinta dan maksa menikah? Hello, memangnya dengan kata cinta kita bisa menganulir berjuta peraturan dunia? Bilang semuanya jadi oke dan dibenarkan. Hei, 'cinta' itu bukan argumen. Maka juga saat ada pasangan beda agama ingin menikah, 'cinta' itu bukan alat pembenaran, yang kemudian membuat gugur peraturan lainnya. Kalau pengin melanggar peraturan agama, langgar saja, tidak perlu bawa2 kata cinta. Pahami peraturan ini, cinta bukan alat pembenaran, buat kalian yang mencemplungkan diri dalam perasaan ini, maka 'cinta' bukan alasan kalian menyerahkan segalanya, 'cinta' bukan pembenaran untuk disakiti, 'cinta' bukan pembenaran untuk merusak diri sendiri. Please, jangan mau dibuat bego.
7. Kita yang mengendalikan perasaan, bukan sebaliknya.
Pahami peraturan ini baik-baik. Mau seheboh apapun perasaan itu, kitalah yang mutlak mengendalikan kemudi perasaan. Jangan ijinkan perasaan mengambil-alih. Gunakan akal sehat. Kalian harus tahu, utk orang yang jatuh cinta, bahkan saat yg dicintainya itu jahat, dia tetap saja merasa baik. Saat yg dicintainya itu berkhianat, selingkuh, dia tetap saja punya alasan atau penjelasan baiknya. Padahal, orang sedunia juga tahu itu tindakan bodoh. Kenapa tetap dilakukan? Karena dia membiarkan perasaan mengendalikan akal sehatnya. Jika kita tidak mampu utk mengendalikan kemudinya, minta pendapat orang lain, seperti orang tua, sahabat baik, dengarkan nasehat mereka, bukan sebaliknya.
Silahkan pahami 7 peraturan jatuh cinta ini.
*Tere Liye
Read more...
separador

Tuesday, February 14, 2017

Cowok Norak

Kalian, anak gadis, kalian harus mengenal ciri-ciri cowok norak. Biar kalian paham sekali, dan tidak tertipu gayanya:

1. Punya motor, yang membelikan Ibu-Bapaknya. Bensin? Juga dibelikan Ibu-Bapaknya. Lantas itu motor dia gunakan buat antar-jemput kalian sebagai bukti cinta (sementara Ibunya minta tolong antar ke Pasar, itu anak ogah, malu). Kalian senang punya cowok begini? Duh, itu cowok norak sebenarnya.

2. Punya HP, yang membelikan Ibu-Bapaknya. Pulsa? Ngemis minta pulsa sama Ibu-Bapaknya juga. Lantas itu HP dia gunakan buat whatsapp, nge-Line, dsbgnya sama kalian, berjam-jam, nggak bosan-bosan (sementara Ibunya nanya lagi dimana, dia ogah2an reply, ditunda2 reply-nya, apalagi buat nelpon Ibunya, lupa dia). Kalian cekikikan hepi dapat cowok begini? Duuh, apa kata dunia.

3. Lantas dia bergaya mengajak kalian nonton, traktir makan, pergi ke mall. Padahal seumur2 dia tidak pernah ngajak Ibu-nya nonton, traktir makan, pergi ke mall. Padahal seluruh isi dompetnya dikasih Ibu-Bapaknya. Bergaya sekali ngajak kalian nge-date dengan uang dari Ibu-Bapaknya. Kalian bahagia punya cowok begini? Sumringah digandeng di Mall? Nonton, seolah bioskop milik berdua? Duuh, pikirkanlah dek.

Ini momen yang sangat pas untuk membahas tentang cowok norak ini. Karena hari ini, hari kasih-sayang. Cowok2 norak nan ganjen seperti ini akan sibuk beli bunga dan cokelat demi orang lain. Sibuk ngucapin hari kasih sayang. Sementara Ibu-nya? Disuruh beli cabe keriting di pasar saja dia ogah. Disuruh hal kecil sama Bapaknya saja dia banyak membantah. Jangan harap dia bakal beliin Ibu-Bapak-nya cokelat, beliin kerupuk saja ogah. Bilang I Love U sama Ibu-Bapak saja kagak pernah.

Semoga kalian paham setelah membaca tulisan ini. :)

*Tere Liye
**tulisan ini sarkasme level 10, jika ada yang tersedak saat membacanya, tanggung resikonya.
Read more...
separador

Apa yang membuat kita tidur nyenyak?

Apa yang membuat tidur kita nyenyak? Apakah kasur yang empuk? Bantal yang nyaman? Ruangan yang lapang, sejuk, tenang dan bersih? Atau pakaian tidur katun yang lembut dan begitu enak dipakai? Kalau jawabannya iya, maka ini sedikit membingungkan, kawan. Bukankah ada orang-orang yang bahkan kamar tidurnya bagai istana, luasnya berbilang puluh meter persegi, ranjangnya begitu luas, tapi tetap saja dia susah memejamkan mata, sering terbangun, hempas sana, hempas badan sini, susah sekali untuk tidur. Lantas, sebaliknya, bukankah banyak orang-orang yang ranjangnya keras, bantalnya kaku, kamar tidurnya sempit, pengap, tapi nyenyak sekali tidurnya, tidak terganggu dengan suara berisik di sekitarnya.

Apa yang membuat tidur kita nyenyak?
Saya pernah punya teman, (ini cerita sekalian buat narsis, jd harap dimaklumi), dia ini petani bersahaja, waktu itu kami berdua mendaki gunung tertinggi di sumatera. Hujan turun lebat, angin kencang, kabut mengepung sekitar, jarak pandang hanya belasan meter, sisanya basah, basah dan basah. Rencana kami yang harus tiba di puncak saat matahari terbit gagal total, sudah jam 7 pagi, kami masih 600-700 meter lagi dari puncak, tertahan di lereng2 yg dipenuhi belukar rendah, lambat sekali menerobos hujan, kelelahan. Teman saya ini menggeleng, saat sy bertanya terus naik atau bagaimana, dia malah bilang break dulu. Terlalu beresiko jalan di tubir2 jurang dengan situasi seperti sekarang, lebih baik istirahat.

Astaga? Istirahat di mana? Dia menunjuk, lantas menyibak jalanan setapak, saya ngikut, dan tibalah kami di sejenis cekungan gua. Tidak lebar, hanya 1 meter, tidak juga dalam, paling mentok 1,5 meter. Dari balik bebatuan, dia mengeluarkan botol minyak tanah, menyalakan api dengan kayu-kayu lembab yang sengaja disimpan di cekungan itu oleh penduduk lokal yang sering jadi guide pendakian. Mulai masak menu sarapan: mie rebus. Satu mangkok buat saya, satu mangkok buat dia. Habis isi mangkok, dia bilang mau tidur. Eh? Tidur dimana? Itu teman santai tidur bersandarkan bebatuan, kaki selonjor, jeplak di tanah lembab, dan dalam hitungan menit, dia sudah mendengkur. Saya tidak percaya melihatnya. Pakaian kami basah total, tas, logistik, semua basah. Hujan deras menderu di luar cekungan, angin kencang membuatnya tampias, menciprati kami di dalam, dingin menusuk tulang, dan dia bisa tidur lelap dengan semua situasi tersebut. Tinggallah saya yang kedinginan, sambil terus menyalakan api dengan ranting basah, agar cekungan itu tetap hangat.

Apa yang membuat kita tidur nyenyak?
My dear anggota page, jika kita terlalu susah membayangkan hakikat kebahagiaan, terlalu rumit bahkan dengan pertanyaan2 prolog-nya saja, maka topik ini boleh jadi menarik sebagai dasar. Tidur. Iya, benar sekali, tentang tidur. Apa yang membuat kita tidur nyenyak? Jawabannya: karena rasa kantuk yang nikmat. Darimana rasa kantuk nikmat itu bisa datang? Dari kita sendiri. Itu benar, lagu2 klasik bisa jadi pengantar tidur yg baik, perut kenyang juga bisa jadi pemicu kantuk yang oke, situasi sekitar, tempat tidur, dsbgnya, tapi sesungguhnya kantuk yang nikmat, datang dari kita sendiri.
Maka sama seperti kebahagiaan, jangan-jangan dia juga datang dari kita sendiri. Bukan dari sekitar kita. Kabar baik, misalnya seperti kita tiba2 dpt hadiah sebuah pulau, memang bisa membuat bahagia beberapa hari, minggu, tahun, tapi cepat atau lambat, tinggal kabar saja, malah bagi orang2 rakus, justeru menyiksa karena malah pengin dua pulau lagi. Kabar buruk, misalnya kehilangan, kegagalan, memang bisa membuat kita susah hati beberapa saat, tapi cepat atau lambat, tinggal kabar saja, bahkan tidak terasa apa2 lagi, cuma ingatan. Menjadi biasa saja. Jangan-jangan kebahagiaan itu memang ada di diri kita masing2. Dan kita tidak bisa menipunya. Kalau kulit luarnya bisa ditipu, maka hati sendiri siapa mampu?

Kembali lagi ke soal tidur tadi, apa yang membuat kita tidur nyenyak? Dokter bisa memberikan pil tidur jika kita membutuhkannya. Dan kita bisa tidur nyenyak karena itu. Tapi semua orang paham, itu tidak hakiki. Itu dusta solusi yang jika tidak segera ditemukan akar masalahnya, maka justeru membuat ketergantungan, melingkar-lingkar saja. Kitalah yang menentukan apakah memiliki kantuk nikmat itu. Sesuatu yang baru terasa nikmatnya setelah dia pergi meninggalkan kita. Semoga kita semua termasuk orang2 yg pandai dan senantiasa bersyukur.

*Tere Liye, repos tulisan 5 tahun lalu
Read more...
separador

Tuesday, February 7, 2017

Resepsi Pernikahan

Boleh mengadakan acara resepsi saat pernikahan? Jawabannya: tentu saja boleh. Ada sunnah Nabi atas hal ini. “Adakanlah perayaan sekalipun hanya memotong seekor kambing’’ (HR. Bukhari dan Muslim). Tapi di tengah jaman serba pamer, mubazir, dll hari ini, ada beberapa hal yang mungkin bermanfaat jika kita bersedia memikirkannya.

1. Resepsi itu adalah pemberitahuan penuh rasa syukur
Resepsi pernikahan itu poin pentingnya ada dua: pertama, pengumuman bahwa si fulan sudah menikah. Kedua, bentuk rasa syukur. Maka keliru jika resepsi dijadikan ajang pamer. Kusut jadinya, berbelok dari tujuan mendasarnya. Resepsi pernikahan bukan pertunjukan status sosial keluarga, bukan pula pamer gelar-gelar pendidikan, apalagi pamer kekayaan, jabatan, kekuasaan. Soal ini kadang susah sekali diingatkan, orang-orang keras kepala akan bilang: "Toh hanya sekali seumur hidup"; atau "Apa salahnya? Ada uangnya ini, dan itu uang saya." Baiklah. Itu hak semua orang, terserah. Tapi adik-adik sekalian, pikirkanlah poin paling penting ini jika besok lusa kalian akan menikah. Ada banyak keluarga yang sampai tega berhutang, juga membebani anak-anaknya, hanya untuk show, bahwa dia bisa membuat resepsi pernikahan yang mewah. 

2. Resepsi itu adalah kepatuhan atas sunnah Nabi, bukan malah membuat maksiat
Kenapa kita melakukan resepsi? Karena Nabi nyuruh. Kita patuh. Maka, lagi-lagi repot sekali urusannya, jika ternyata, resepsi itu mengundang maksiat. Banyak jenisnya. Mulai dari menentukan tanggal nikah melalui cara-cara mistis. Memanggil pawang hujan. Pakai acara dangdutan, dengan penyanyi berpakaian tidak pantas. Hingga demi bedak dan riasan tidak luntur, kita jadi meninggalkan shalat. Kan repot sekali, gara2 resepsi pernikahan, pengantin jadi tidak shalat. Keluarganya tidak shalat. 

3. Resepsi itu adalah bersilaturahmi, bukan mengumpulkan amplop
Sudah jadi tradisi yang membekas sekali di sekitar kita, jika ada resepsi, maka lazimnya ada kotak besar untuk memasukkan amplop. Semakin mewah itu resepsi, kotak amplopnya semakin megah, mewah pula. Juga pernikahan di kampung-kampung, pun ada amplopnya juga. Saya tidak mengerti poin tradisi ini? Apaan sih? Ekses dari tradisi ini tidak sederhana, itu memiliki dampak negatif. Di amplop2 itu ditulis nama, siapa yang ngasih, besok lusa, seolah menjadi 'hutang'. Semakin bagus kartu undangan, semoga semakin banyak amplopnya, dll. Tetangga, kerabat, kolega yang kaya-kaya diundang, yang miskin tidak. Dan lain sebagainya. Aduh, mungkin saatnya kita kembali memikirkannya. Gunakanlah teladan Nabi, wasiat-wasiatnya, itu mungkin bisa membantu melihat situasi ini lebih jernih.

4. Resepsi itu adalah kebermanfaatan, bukan mubazir dan mengganggu.
Poin terakhir, resepsi pernikahan itu diadakan, karena ada azas manfaatnya. Maka, ketika dia berlebihan, mubazir, sia-sia, suramlah cahaya baik dalam resepsi tersebut. Belum lagi jika sampai mengganggu, bikin macet, bikin susah, dan menimbulkan kesulitan di sekitarnya. Saya tahu, lagi-lagi itu sekali seumur hidup, tidak setiap hari juga bikin repot, tapi sejatinya, justeru karena acara tersebut sangat spesial, maka berhati-hatilah. 

Ingatlah selalu, telah menunggu jalan panjang setelah resepsi. Hakikat pernikahan itu sendiri.
Ketahuilah, jika kita bisa menempatkan resepsi pernikahan dengan baik, maka biasanya, kita juga bisa menempatkan pemahaman hidup dengan baik pula. Itu memiliki korelasi yang mungkin menarik direnungkan. Ingatkan orang-orang di sekitar kalian, termasuk orang tua, agar bisa menahan diri. Jika susah melakukannya, pastikan, generasi berikutnya, anak-anak kita, tidak mengalami hal yang sama kita alami.

*Tere Liye, repos catatan lama
Read more...
separador

Followers