Wednesday, July 21, 2021

PPKM diperpanjang....

Lagi viral PPKM, yang katanya bertujuan buat memperkecil korban Covid yang tengah membuncah. Sejak diumumkannya aturan PPKM, masyarakat menjadi resah. Apalagi kini ada aturan lagi kalau PPKM diperpanjang, bikin suasana tambah parah. Ah, entahlah.. Yang jelas dampaknya besar banget ke rakyat kelas menengah ke bawah. Rakyat kelas atas pun tak luput kena masalah. Andaikan punya tempat tinggal selain di negara plesnamdua, rasa rasanya ingin sekali pindah. Dulu, yang kata Koes Plus tanah kita tanah surga, kini sudah kadaliwarsa kah?

Sempat terpikir, dimanakah tempat di negeri ini yang tak terpengaruh hebohnya keganasan Corona dan tetekmbengeknya? Adakah setitik tempat yang tetap aman, nyaman, dan tak terusik sedikitpun oleh ulah si virus dan antek anteknya? Kapankah penghuni dunia ini kembali sehat (pikirannya)?

Pernah terbesit ingin tinggal di desa saja yang bener bener masih alami, asri, mandiri, dan terkendali. Tak butuh internet maupun Wi-Fi. Tak perlu HP, radio, pun tipi. Hanya butuh makan, tempat tinggal, pakaian, dan kedamaian di hati. Cukup kebutuhan pokok bisa terpenuhi.

Meskipun tempat tinggal hanya berupa bilik bambu. Tanpa hiasan, tanpa lukisan tegantung di situ. Tak ada tanaman hias di halaman, hanya alang alang dan rumput liar yang tumbuh. Tak ada listrik sebagai penerang, yang ada hanyalah lilin sumbu. Tapi penghuninya tak pernah mengeluh.

Tak butuh berlembar lembar pakaian memenuhi lemari. Cukup dua jenis pakaian buat sehari hari. Pakaian dinas di sawah atau kandang dan pakaian ganti. Dengan mengusung prinsip, pantang dibuang sebelum robek sana sini. T ak perlu risau, takut ketinggalan mode fashion terkini.

Sawah ladang luas membentang. Padi, jagung, ketela, kentang, kacang kacangan, hingga berbagai macam sayuran. Semua terawat dengan alami, tanpa perlu obat obatan yang harganya gila gilaan. Ternak ternak aman di dalam kandang. Sesekali digembalakan di tanah yang lapang. Makan rumput hingga kenyang. Kehidupan damai dan tenang.

Pengen makan telur mata sapi, tinggal nyolong satu dari bawah pantat ayam. Eh, maksudnya dari jerami sarang ayam. Harus hati hati dan jeli, jangan sampai ketahuan dan membuat induk ayam murka. Karena kalau ketahuan, bisa kena patok itu tangan.

Pengen pepes ikan, tinggal mancing di sungai multifungsi. Selain buat tempat mencari ikan, juga bisa buat mandi dan mencuci. Bisa kau lihat ikan ikan berenang di dalam air yang bening. Tusuk dengan tombak atau jebak dengan bubu dijamin berhasil. Ikan segar pun siap dijadikan pepes yang gurih lagi nagih.

Pengen yang segar segar sayur bayam. Tinggal petik segenggam dari kebun belakang. Bawa ke dapur, masak dengan hati riang meskipun terkadang mata pedih meradang. Terkena asap dari tungku kayu yang apinya hampir padam. Harus segera ditiup menggunakan batang bambu kecil dengan segenap kekuatan hembusan. Ah, api di tungku kembali menyala hingga masakan matang dan siap dihidangkan.

Tak lupa buah pepaya ataupun pisang selalu ada di meja makan. Baik di meja maupun lesehan, makan bersama tetaplah paling menyengangkan. Sambil bercengkerama semua anggota keluarga, tanpa terdistraksi oleh dunia maya. Menikmati hidangan dengan penuh rasa syukur dan bahagia meskipun sederhana.

PPKM diperpanjang? Tak masalah. Di lumbung masih ada stok gabah. Masih ada ternak yang bisa diandalkan di kandang belakang rumah. Masih ada air bersih melimpah. Masih ada berbagai tanaman bermanfaat yang tumbuh dengan mudah. Masih bisa menambah asupan gizi dengan buah. Masih ada pasar yang menopang perputaran ekonomi agar tidak goyah. Dan yang pasti, anak anak tetap bisa berangkat sekolah.

PPKM diperpanjang? Coba bayangkan. Kalau tinggal di lingkungan kayak gitu mah tetap aman. Karena pada dasarnya, manusia tetap bisa hidup tenang kalau kebutuhan pokok sudah dalam genggaman. Yang membuat kehidupan kian terasa sulit itu kalau menuruti hawa nafsu, keinginan. Maka dari itu, selalu mohonlah rejeki berupa sehat dan iman. Karena harta kekayaan hanyalah rejeki nomor ke sekian.

*Renungan malam
**Ngetik sambil neneni Adek Hamish yang lagi demam

separador

0 comments:

Post a Comment

Followers