Monday, November 21, 2016

Kenapa kafan tak bersaku?

Bagi kita, umat Islam, kalau bicara soal kafan, biasanya tak lepas dari kata "kematian". Kafan yang putih warnanya, yang akan membungkus jasad kita nantinya, yang akan menjadi pakaian terakhir kita. Kafan yang tak bersaku.

Pernah nggak kita bertanya atau setidaknya sekelebat pemikiran "kenapa kafan tak bersaku?" datang ke otak kita? Tadi, barusan pemikiran itu datang, makanya aku tulis di sini sekarang. Berbeda dengan adat dan prosesi perawatan jenazah di luar umat Islam, mereka mendandani jenazah dan memberikan pakaian sedemikian rupa. Bagi umat Islam, sederhana saja. Tidak perlu seperti Tango, berapa lapis? Ratusan. Cukup menggunakan beberapa lapis kain kafan untuk membungkus jenazah. Disunahkan tiga lapis untuk jenazah laki-laki dan lima lapis untuk jenazah perempuan. Hanya lembaran kain, tanpa jahitan, tanpa hiasan, dan tentunya tanpa saku.

Setiap orang pasti akan mengalami kematian. Mengingat mati harus sering dilakukan agar setiap diri manusia menyadari bahwa dirinya tidaklah hidup kekal selamanya didunia sehingga senantiasa mempersiapkan diri dengan beramal shaleh dan segera bertaubat dari kesalahan dan dosa yang telah diperbuat. Kita harus mempersiapkan diri dengan bekal yang baik dan diridhai Allah agar dapat menuju akhirat dengan khusnul khatimah atau akhir hayat yang sebaik-baiknya.

Ingat! Kafan itu tak bersaku, tak bisa kita masukkan uang sepeserpun untuk perbekalan di akhirat nanti. Barangsiapa meninggal dunia dalam keadaan kafir, maka tidak akan ada kebaikan darinya yang diterima oleh Allah. Tidak ada sesuatu pun yang dapat menyelamatkannya dari siksa Allah meskipun ia telah menginfakkan emas sepenuh isi bumi dan meskipun ia juga menebus dirinya dengan emas sepenuh isi bumi, seberat gunung, tanah, pasir, dataran rendah dan tinggi, serta daratan dan lautan. Tidak akan diterima!

Allah SWT berfirman:
"Sungguh, orang-orang yang kafir dan mati dalam kekafiran, tidak akan diterima (tebusan) dari seseorang di antara mereka sekalipun (berupa) emas sepenuh bumi, sekiranya dia hendak menebus diri dengannya. Mereka itulah orang-orang yang mendapat azab yang pedih dan tidak memperoleh penolong." [QS. Ali 'Imran: Ayat 91].


Oleh karena itu, Allah memerintahkan kita agar membawa bekal. Tidak hanya bekal dalam bepergian di dunia, tapi juga  bekal lainnya untuk kebahagiaan di negeri akhirat, yaitu takwa kepada Allah.

Allah SWT berfirman : 
"... Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepada-Ku, wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat!" [QS. Al-Baqarah: Ayat 197].


Semewah apapun, semahal apapun, pakaian yang kita kenakan di dunia, ujung-ujungnya kafan lah yang akan membalut jazad kita. Dan, sebaik-baiknya pakaian adalah takwa.

Allah SWT berfirman:
"Wahai anak cucu Adam! Sesungguhnya Kami telah menyediakan pakaian untuk menutupi auratmu dan untuk perhiasan bagimu. Tetapi pakaian takwa, itulah yang lebih baik. Demikianlah sebagian tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka ingat." [QS. Al-A'raf: Ayat 26].

So, mari kita siapkan bekal kita masing-masing untuk perjalanan kita menuju kampung akhirat.
separador

0 comments:

Post a Comment

Followers