Thursday, July 29, 2021

Jasmine dan Sepeda (Part 3 - Roda Empat)

Seminggu menjelang lebaran Idul Fitri, Jasmine dijemput kakung dan utinya. Tinggal di Klaten, tanpa emak dan adeknya. Tumben anaknya bersedia. Malam hari pun nggak nangis nyariin emaknya. Tidur biasa tanpa banyak drama. 

Jasmine telah menemukan kenyamanannya tinggal jauh dari emak bapaknya. Digantikan oleh kakung dan utinya. Ditemani fasilitas berupa HP dan TV yang bisa akses youtube sepuasnya. Terlebih malah ditambah dibelikan sepeda baru roda empat, pink warnanya. Motif kuda poni, Jasmine sendiri yang memilihnya.

Di Karanganyar, Jasmine sudah punya sepeda roda tiga, warna pink juga, gambar upin ipin. Beli sepeda itu hasil dari nabung dan tambahan dari beberapa donatur, termasuk dari kakung dan uti. 

Di usia yang sudah 3 tahun ini, Jasmine memiliki pengalaman menaiki berbagai macam sepeda anak. Mulai dari sepeda roda dua (dengan bantuan orang dewasa) milik saudaranya hingga sepeda roda empat miliknya. Kendaraan pertama Jasmine adalah odong-odong AngryBird, yang anggaplah itu sebagai latihan keseimbangan. Balance bike, hahaha.

Dari sekian macam sepeda, Jasmine terlihat paling nyaman mengendarai sepeda roda empat. Tanya alasannya? Temukan jawabannya di link berikut aja, karena emak Jasmine sudah mulai capek ngetik banyak-banyak. 

https://www.instagram.com/s/aGlnaGxpZ2h0OjE3ODY4Nzk1NTAwMjkxNDY0?story_media_id=2515421471396897849_7120266069&utm_medium=copy_link

Sebagai referensi buat para ortu yang pingin belikan sepeda anak balitanya, tak ada salahnya simak penjelasan di atas yaa.
Read more...
separador

Wednesday, July 21, 2021

PPKM diperpanjang....

Lagi viral PPKM, yang katanya bertujuan buat memperkecil korban Covid yang tengah membuncah. Sejak diumumkannya aturan PPKM, masyarakat menjadi resah. Apalagi kini ada aturan lagi kalau PPKM diperpanjang, bikin suasana tambah parah. Ah, entahlah.. Yang jelas dampaknya besar banget ke rakyat kelas menengah ke bawah. Rakyat kelas atas pun tak luput kena masalah. Andaikan punya tempat tinggal selain di negara plesnamdua, rasa rasanya ingin sekali pindah. Dulu, yang kata Koes Plus tanah kita tanah surga, kini sudah kadaliwarsa kah?

Sempat terpikir, dimanakah tempat di negeri ini yang tak terpengaruh hebohnya keganasan Corona dan tetekmbengeknya? Adakah setitik tempat yang tetap aman, nyaman, dan tak terusik sedikitpun oleh ulah si virus dan antek anteknya? Kapankah penghuni dunia ini kembali sehat (pikirannya)?

Pernah terbesit ingin tinggal di desa saja yang bener bener masih alami, asri, mandiri, dan terkendali. Tak butuh internet maupun Wi-Fi. Tak perlu HP, radio, pun tipi. Hanya butuh makan, tempat tinggal, pakaian, dan kedamaian di hati. Cukup kebutuhan pokok bisa terpenuhi.

Meskipun tempat tinggal hanya berupa bilik bambu. Tanpa hiasan, tanpa lukisan tegantung di situ. Tak ada tanaman hias di halaman, hanya alang alang dan rumput liar yang tumbuh. Tak ada listrik sebagai penerang, yang ada hanyalah lilin sumbu. Tapi penghuninya tak pernah mengeluh.

Tak butuh berlembar lembar pakaian memenuhi lemari. Cukup dua jenis pakaian buat sehari hari. Pakaian dinas di sawah atau kandang dan pakaian ganti. Dengan mengusung prinsip, pantang dibuang sebelum robek sana sini. T ak perlu risau, takut ketinggalan mode fashion terkini.

Sawah ladang luas membentang. Padi, jagung, ketela, kentang, kacang kacangan, hingga berbagai macam sayuran. Semua terawat dengan alami, tanpa perlu obat obatan yang harganya gila gilaan. Ternak ternak aman di dalam kandang. Sesekali digembalakan di tanah yang lapang. Makan rumput hingga kenyang. Kehidupan damai dan tenang.

Pengen makan telur mata sapi, tinggal nyolong satu dari bawah pantat ayam. Eh, maksudnya dari jerami sarang ayam. Harus hati hati dan jeli, jangan sampai ketahuan dan membuat induk ayam murka. Karena kalau ketahuan, bisa kena patok itu tangan.

Pengen pepes ikan, tinggal mancing di sungai multifungsi. Selain buat tempat mencari ikan, juga bisa buat mandi dan mencuci. Bisa kau lihat ikan ikan berenang di dalam air yang bening. Tusuk dengan tombak atau jebak dengan bubu dijamin berhasil. Ikan segar pun siap dijadikan pepes yang gurih lagi nagih.

Pengen yang segar segar sayur bayam. Tinggal petik segenggam dari kebun belakang. Bawa ke dapur, masak dengan hati riang meskipun terkadang mata pedih meradang. Terkena asap dari tungku kayu yang apinya hampir padam. Harus segera ditiup menggunakan batang bambu kecil dengan segenap kekuatan hembusan. Ah, api di tungku kembali menyala hingga masakan matang dan siap dihidangkan.

Tak lupa buah pepaya ataupun pisang selalu ada di meja makan. Baik di meja maupun lesehan, makan bersama tetaplah paling menyengangkan. Sambil bercengkerama semua anggota keluarga, tanpa terdistraksi oleh dunia maya. Menikmati hidangan dengan penuh rasa syukur dan bahagia meskipun sederhana.

PPKM diperpanjang? Tak masalah. Di lumbung masih ada stok gabah. Masih ada ternak yang bisa diandalkan di kandang belakang rumah. Masih ada air bersih melimpah. Masih ada berbagai tanaman bermanfaat yang tumbuh dengan mudah. Masih bisa menambah asupan gizi dengan buah. Masih ada pasar yang menopang perputaran ekonomi agar tidak goyah. Dan yang pasti, anak anak tetap bisa berangkat sekolah.

PPKM diperpanjang? Coba bayangkan. Kalau tinggal di lingkungan kayak gitu mah tetap aman. Karena pada dasarnya, manusia tetap bisa hidup tenang kalau kebutuhan pokok sudah dalam genggaman. Yang membuat kehidupan kian terasa sulit itu kalau menuruti hawa nafsu, keinginan. Maka dari itu, selalu mohonlah rejeki berupa sehat dan iman. Karena harta kekayaan hanyalah rejeki nomor ke sekian.

*Renungan malam
**Ngetik sambil neneni Adek Hamish yang lagi demam

Read more...
separador

Tuesday, July 13, 2021

Korban

Menjelang Hari Raya Idul Adha tahun ini, rasa rasanya begitu sepi, tak seperti dua tahun ke belakang. Kabar berita di mana mana hanya ramai menyiarkan si makhluk kecil bernama Corona yang udah banyak banget menelan korban jiwa. Bahkan sekarang Corona banyak variannya. Alfa, Beta, Delta, Gamma, Lambda, Kappa, Oppa. Eh! Yang terakhir tadi bukan. Besok bisa bisa kita kehabisan simbol nama buat varian barunya. Lalu simbol nama yang tersisa hanyalah Sin, Cos, dan Tangen aja.

Corona tak henti hentinya menggemparkan sebagian dunia. Padahal belahan dunia bagian Eropa dan Amerika sudah berganti digemparkan oleh euforia kemenangan Italia dan Argentina, bukan lagi oleh Corona. Lalu, kenapa di belahan dunia bagian Asia, terutama negara plesnamdua ini Corona masih merajalela, ya?

Kabar ibadah haji pun tak terdengar lagi gaungnya. Atau akunya aja yang gak pernah update acara warta berita? Biasanya kan setiap tahun ada calon jemaah haji yang "unik" untuk dijadikan isi berita. Tukang bubur naik haji, emak ingin ke Mekah, itu mah udah biasa. Yang luar biasa itu, pemulung naik haji atau tunawisma bisa korban sapi, misalnya. Sepertinya, berita unik menjelang Idul Adha tahun ini adalah tukang bakso yang menjadi korban keganasan penguasa. Eh!

Katanya, beli sembako bakalan kena pajak. Dan baru baru ini, demi genjot pemasukan negara, pedagang bakso juga bakal dikenakan pajak. Ya Tuhan... Entah besok sektor apa lagi yang bakalan dikorbankan untuk dikenai pajak. Badan ini aja udah berat, ditambah beban biaya hidup yang kian menanjak. Hidup di negara +62 gini amat, yak?!

Belum lagi, ada yang namanya PPKM. Apalah itu aku gak begitu paham. Aku taunya PPKN, yang pernah dulu dipake buat di sekolahan. Gunanya biar kita jadi makhluk yang beradab bukan malah biadab. Kalo jaman sekarang, PPKN nya udah diganti jadi PPKM kali ya. Katanya sih gunanya buat menekan korban kematian karena Corona. Tuh kan, lagi lagi isinya soal Corona. 

Cara kerja PPKM itu, nyuruh masyarakat pedagang kecil tutup lapaknya. Ada yang dibatasi jam operasionalnya, digusur paksa, didenda, bahkan dagangannya harus rela dikorbankan untuk disita. Sebagian jalan raya akses transpotasi dan distribusi utama ditutup juga. Lalu masyarakat cuma diminta mbegegek neng ngomah gak entuk ngapa ngapa dan gak entuk kemana mana. Gokil, kan?

Tapi tenang... Meskipun begitu, pemimpin negeri ini sudah berpesan "jangan sampai rakyat susah makan karena PPKM darurat."

Enggak kok Pak, kita gak sariawan ataupun sakit gigi sehingga menyebabkan kita susah makan. Kita cuman sakit hati dan sakit lambung karena sering menjadi korban janji jiwa. Eh, itu mah merk minuman! Sehingga tekanan darah dan asam lambung kian melambung tinggi tinggi sekali ii ii... Kiri kanan ku lihat saja, banyak rakyat sengsara...

Benarkah begitu, pemirsa?

Berjualan alias berdagang, di jaman sekarang itu gak gampang, gan! Penuh tantangan onak duri yang mengerikan. Yang tak mampu bertahan, bakalan terkorbankan, tumbang, tergerus jaman. Lagipula, hampir semua bidang jualan pakai cara online, mulai dari jualan sandang, pangan, perabotan, sampai jasa tambal ban. Yang gak ngerti cara jualan online, minggir aja kalian!

Hebat. Pesat sekali negeri ini mengalami kemajuan di bidang perdagangan. Keren sekali, bukan?

Anyway, siapa yang tahun ini bisa ikutan korban? Semoga senantiasa Allah memberikan kelapangan hati kita buat berkorban, meskipun dalam kondisi ekonomi lagi sempit maupun lapang. Korban kambing atau iyuran korban sapi, harga cuma dua jutaan kan? Kalau bener bener niat pasti Allah mampukan. Bayangkan, kita cuma disuruh korban kambing, bukan korbankan anak kayak Nabi Ibrahim, mosok gak mau berjuang?

Yang udah berjuang tapi ternyata uang belum cukup untuk menebus seharga seekor kambing doang, tetap putus asa, jangan semangat. Lah, kebalik kan malahan. Ya intinya tu jangan bersedih hati, karena Nabi udah berkorban buat kita juga, umatnya. Maka, bergembiralah...

Ada sapi di peternakan.
Daripada bersedih hati, ayo main tebak tebakan.

Unta. Unta apa yang paling bikin bahagia? 😊

Read more...
separador

Followers