Friday, October 25, 2019

Kado Istimewa dari Allah (Anniversary ke-3)

Ada yang lagi ulangtaun di bulan Oktober ini?
Angkat tangan! ☝️😁
Atau mungkin bulan ini ada yang merayakan hari jadi, yang bahasa keren nya tu eniverseri?
Cung! ☝️😒

Kalo denger kata ulang taun, anniversary, hari jadi, pasti kepikiran juga dengan kata "kado" alias "hadiah". Biasanya kan kalo ulang taun, trus dikasih kado, ucapan selamat, doa, dan harapan2. Ada yang pake dirayakan, ada yang biasa aja, seolah hari itu sama kayak hari2 lainnya. Ga special. 😐

Tau gak?
Bulan ini adalah 3 taun usia pernikahanku. Gak ada ucapan selamat. Gak ada perayaan. Bahkan, suamiku sendiri pun telat menyadari kalo tiga taun silam dia berucap janji suci, menjabat tangan bapakku, disaksikan dua orang laki2, trus para tamu bilang "saah", di hari itu. 😒

Suamiku mah gitu. Sering gak inget hari2 yang dianggap spesial oleh istrinya. Hari ulangtaunnya sendiripun sering lupa. Tapi gak pernah lupa kalo soal urusan ngasih nafkah sama minta jatah. Wkwkwk. 😜

Aku bukan mau curhat soal suamiku yang lupa hari spesial kami. Bukan. Lebih dari itu, di hari (yang aku anggap spesial) ini, di usia 3 tahun pernikahan ini, kami dapet 3 kado istimewa dari Allah hlo. ☺

Kok bisa? 😮

Kado apa? 🙄

Pertama. Warung makan (chicken steak & ayam kremes) yang dilahirkan suamiku 7 bulan lalu, di bulan ini harus tutup usia. Tutup selamanya. Se-la-ma-nya. Warung junior yang kami harapkan sebagai "tambahan" penghasilan itu, kini diberhentikan oleh Allah. Termasuk juga warung makan senior (mie ayam bakso) yang selama ini menopang perekonomian keluarga kami, terpaksa gak bisa beroperasi selama 3 bulan ini. Ternak murai yang dirintis sejak awal nikah dulu, kini berakhir di tangan pembeli. Burung penghasil pundi2 itu harus dijual semua demi untuk "menambal" suatu hal. 

Kedua. Sehari setelah suamiku inget hari jadi kami, dia ngasih kabar kalo kontrak kerjanya gak diperpanjang lagi. Alias suamiku udah gak kerja di pabrik itu lagi. Gaji yang nominalnya "pasti" dan rutin diterima tiap bulan oleh suami, kini di-cut oleh Allah. 

Ketiga. Dikarenakan oleh suatu hal, udah 3 bulan ini juga suamiku dipisahkan dari istrinya (aku) dan anaknya (Jasmine). Dipisahkan dalam artian pisah secara fisik. Berasa mengalami LDR lagi. Aku jadi baper ih, terkenang waktu aku masih kerja di Nganjuk dulu. Jarang ketemu. 

🎵Aku di sini dan kau di sana

🎵Hanya punyai iman yang sama

🎵Namun ku slalu menunggu saat kita akan berjumpa

🎵Meski kau kini jauh di sana

🎵Kita menghadap kiblat yang sama

🎵Jauh di mata namun dekat di doa

Ketiga kado itu diberikan oleh Allah di waktu yang tepat (menurut Allah). Iya. Kado itu diberikan kepada kami di saat kami butuh banyak banget biaya, di waktu kami butuh kebersamaan untuk saling menguatkan, dan di kala kami sangat kebingungan apakah kami mampu menerima semua kado itu dalam waktu bersamaan.

Dari situ, aku dan suami jadi makin memahami bahwa kado tak selalu terbungkus dengan indah, termasuk kebahagiaan dan kesuksesan dalam hidup ini, karena terkadang Allah membungkusnya dengan berbagai masalah.

Positif thinking aja. Pasti ada alasan dibalik itu semua, Allah udah siapkan sesuatu yang jauh lebih indah dan pantas buat kami di depan sana. Misalnya :

Sapa tau besok kalo warung mie ayam baksonya udah mulai beroperasi lagi, jadi makin tambah rame pelanggan, bahkan bisa buka cabang 😊

Siapa tau suatu saat nanti burung suami mulai berkicau lagi, membahana menghiasi rumah kami. Maksudku, burung murai seperti yang dulu pernah diternak oleh suamiku. Jangan mikir yang aneh2 deh 🐦🏘😒

Sapa tau dengan LDR begini, aku dan suami jadi makin mengerti arti "kangen" dan "sabar". And the time we spent apart will make our love grow stronger🤗

Sapa tau besok kalo kami udah bisa tinggal serumah lagi dan suami kerjanya full di rumah, jadi makin banyak kesempatan buat kami bersenang senang 😚

Sapa tau rejeki yang sering dinilai sebagai duit dan harta benda, akan diganti oleh Allah berupa hadirnya bayi mungil, lucu, nan tamvan 👶🤭🙊

Sapa tau, di antara kalian ada yang senang denger kabar kami dapet 3 "kado" itu dari Allah dan lantas "ngrasani" tentang pencapaian kami selama ini. Gak apa2. Justru kami juga seneng. Kenapa? Karena dengan kalian ngrasani kami, itu artinya kalian transfer pahala ke kami. Kan lumayan buat tambah2 beli tiket ke surga nanti 😆😜

***

Buat my lovely ipel2 and uyelable husband, untuk masa2 sulit kita, biarlah Allah yang menguatkan kita. Tugas kita adalah memastikan jarak antara kita dan Allah tak pernah jauh. ☺

Gak perlu khawatir soal rejeki, karena Allah menjamin semua makhluk ada rejekinya. Tugas kita adalah ikhtiar dan doa. Aku tau kalo kau lebih paham soal itu. Bahkan, ada banyak orang yang direwangi ikhtiar kerja dari pagi sampe petang, katanya demi "mencari rejeki." Mungkin mereka lupa kalo :

Kesehatan itu rejeki

Ketenangan itu rejeki

Kebahagiaan itu rejeki

Punya waktu luang itu rejeki

Gak punya utang itu rejeki

Bisa datang ke pengajian itu rejeki

Bisa sholat tepat waktu itu rejeki

Punya anak sholih sholihah itu rejeki

Dikelilingi oleh orang2 baik itu rejeki

Bisa silaturahim dengan teman2 itu rejeki

Bisa hijrah dan lebih dekat ke Allah itu rejeki

Lalu, rejeki yang seperti apa yang kita dicari, sampe kita lupa dengan Sang Pemberi Rejeki?

Uang memang bukan jaminan membuat kita bahagia, kalo.... uangnya gak berada di dompet kita. Wkwkwk 😜 


separador

0 comments:

Post a Comment

Followers