Friday, May 19, 2017

Usia

Waktu kita masih kecil, boleh jadi, di kelas, kita adalah orang paling muda. Dan kita senang dengan fakta tersebut, menjadi yang paling muda diantara yang lain. Beranjak besar, kita juga masih sering menemukan hal tersebut, sebagai yang paling muda di antara sekitar, menyenangkan.

Tapi waktu tidak terasa melesat sangat cepat.

Dulu, pemain bola yang sedang top-topnya, usianya berbeda belasan tahun, dia lebih tua. Sekarang, usia pemain sepakbola yang sedang top-topnya ternyata lebih muda dibanding kita. Artis, pesohor, yang dulu jaraknya jauh dengan kita, seolah mendongak ke atas, sekarang kitalah yang bertahun-tahun lebih tua, menatap ke bawah.

Dan perlahan tapi pasti, di antara sekitar, kita tidak lagi menjadi yang paling muda. Bermunculan orang-orang yang lebih muda. Di sekolah, bermunculan adik-adik kelas. Di kampus, bermunculan angkatan baru. Di kantor, staf-staf yang lebih muda wara-wiri di sekitar kita, dan boleh jadi, mereka ternyata bekerja lebih baik, lebih pintar dan lebih segalanya dibanding kita.

Waktu melesat dengan cepat sekali. Mau kita menyadarinya atau tidak, kita tidak bisa menghentikan secara fisik tubuh kita semakin tua. 10 tahun lalu? Di mana kita? Hari ini, lihatlah di mana juga kita berada. 5 tahun lalu? Apa yang kita lakukan, hari ini, pun lihatlah apa yang sedang kita lakukan. Apakah kita tidak pernah khawatir sekali saja, tidak pernah melihat ke belakang, melakukan evaluasi, apakah kita memang telah berjalan sesuai yang kita cita-citakan, atau boleh jadi, bahkan hingga hari ini, kita tidak tahu apa sih yang sedang kita lakukan, tujuan, entah kemana sebenarnya?

Tuliskan usia kita di atas secarik kertas, tatap lamat-lamat. Jika di sana awalnya sudah angka 2, maka kita bukan lagi remaja. Jika di sana awalnya sudah angka 1, maka jelas kita tidak lagi kanak-kanak.

Kita tidak lagi menjadi yang termuda dalam banyak hal. Pikirkanlah usia kita. Apa yang telah kita lakukan selama ini? Apakah prestasi? Atau hanya menghabiskan waktu tiada berguna. Semoga itu bermanfaat memperbaiki banyak pemahaman.

*Tere Liye

separador

0 comments:

Post a Comment

Followers