Assalamu’alaikum.
Alhamdullilah
atas segala nikmat dan rahmat Alloh SWT, masih dikasih kesempatan menikmati
keindahan bumi nusantara ini. Salah satu keindaan ciptaan Alloh bisa kita
temukan di Pantai Seruni. Udah pada tahu kan dimana Pantai Seruni berada?
#udah, di peta! Haduh, maksudnya tuh lokasinya, udah pada tahu? #beluuum!
Baiklah, nih aku kasih tahu (*kalo udah aku kasih tahu jangan minta tempe hlo).
Pantai Seruni berada di Gunung Kidul, tepatnya di sebelah timur Pantai Pok
Tunggal. Jangan bilang kalian gak tahu Pantai Pok Tunggal! (*siap-siap lempar
sendal) #ampun ampun, udah tahu kok. Sip, jadi kalo mau menuju ke Pantai Seruni
jalannya sama dengan menuju Pok Tunggal, tapi ntar setelah melewati jalan
masuk, kalian akan ketemu pertigaan. Kalo lurus menuju Pok Tunggal kalo belok
menuju Seruni. Sekarang di pertigaan itu ada penunggunya #ih, serem, ada
penunggunya. Maksud eike petugas penjaga gitu, yang nunjukin arah, narik duit
retribusi, sekalian ngiklanin Pantai Seruni, chyynt. Kalian bisa bayar biaya
retribusi seikhlasnya (*waktu itu aku bayar pake duit yang tersisa di kantong,
5000 rupiah).
Sebelum
masuk ke lokasi pantai, kuperingatkan jangan termakan oleh papan petunjuk yang
bertuliskan “air terjun”. Jangan percaya. Jadi sekali lagi biar gak pada
kecewa, disini tuh gak ada air terjun, yang ada tuh air dari pipa peralon kecil
yang ditaruh diatas bukit terus jatuh ke bawah seperti air terjun dan airnya
juga gak banyak. Entah gaimana bisa papan petunjuk itu bertuliskan air terjun.
Mungkin biar pengunjung yang mau ke Pok Tunggal beralih ke Seruni kali ya?
#mungkin lho!
Satu lagi
yang akan menunda rasa seneng kalian. Pepatah mengatakan “berakit-rakit ke
hulu, berenang ke tepian”, kalian kudu bersusah-payah dahulu, baru
bersenang-senang #apaan sih? To the point aja deh! Baiklah, but Im sorry to say
that jalan menuju Pantai Seruni tuh masih off road banget bray! Kalo menurutku
jalannya tuh sadis. Karena lumayan panjang dan gak ada bonusnya, hampir sama dengan
trek Pantai Timang. Sepanjang jalan yang kau lewati cuma akan kau temui
krikil-krikil yang lumayan gede, sangat terjal, dan ada yang cukup lancip
mengintai ban motor kalian. Ditambah lagi jalur yang berkelok-kelok, naik
turun, dan cukup membuat kewalahan mengendalikan gas rem #haduh, kudu pake
motor kah? Bisa dilewati mobil gak? Bisa aja pake mobil, tapi pastikan kalian
kesana dengan sopir yang udah mahir nyetir ya. Pastikan juga kondisi kendaraan
kalian oke.
Bisa juga ke
Pantai Seruni dengan jalan kaki. Itupun kalo kalian yakin punya kaki yang cukup
kuat. Rute bisa dari Pantai Indrayanti. Padahal dari Indrayanti
harus melewati Pantai Trenggole-Watulawang-Pok Tunggal-Daud-Seruni. Jauh
banget! #oh, nooo...!! Namun gak usah kecewa banget, masak traveller gitu aja
putus asa sih.
#fiuh. Nah,
kalian bisa bernapas lega kalo udah sampe lokasi dengan selamat. Di sana udah
ada bapak-bapak petugas parkir yang akan jagain kendaraan kalian selama di
pantai, sampe malem sekalipun #ah, yang bener? Swear, waktu itu aku dan
rombongan tiba di sana sekitar jam 9 malem. Bayangkan! Perjalanan malam hari
yang mencekam dengan kondisi jalan yang begitu sadis #lebay deh. Karena tiba di
sana malem, air laut dan pasir pantainya jadi nggak kelihatan, kalian harus
jalan kaki turun ke pantai, cuma deket kok dari parkiran.
Setelah kaki
kalian berhasil menapak di hamparan pasir pantai, barulah kalian bisa senyum
sumringah. #apa yang menarik di pantai ini? Memang sih pantai ini hampir
sama dengan pantai-pantai lainnya di Gunung Kidul, yaitu memiliki hamparan
pasir putih nan luas (*menurutku gak putih-putih amat sih, karena kecampur
pasir hitam seperti di Pantai Baron). Tapi pasir yang luas hingga ke tengah ini
bisa jadi tempat yang ciamik buat yang doyan mandi di pantai. Ombaknya gak
begitu menyeramkan. Di ujung sebelah barat ada batu karang besar yang menjadi
pemisah dengan pantai Watu Nene. Sedang di sebelah timur berdiri kokoh batu
karang dari kecil hingga medium yang cocok buat slow speed-an & photo extreme
#trus air terjun yang dari pipa tadi dimana? Nah untuk menuju airnya itu kalian
harus berjalan di atas batuan karang yang di sebelah timur. Kalo kalian gak
yakin, pas di atas batu karang tuh, coba tengok ke atas, disana ada pipa putih
kecil yang berakhir di sebelah timur dan jatuh dibawahnya ada seperti goa
kecil. Jadi sekarang udah tahu donk dimana air terjunnya eh air krannya itu?
Buat yang
hobi pindah tempat tidur (*camping), kalian juga bisa menggelar lapak tenda di
pantai ini. Cuma bayar sewa tempat 5000 rupiah #kalo kebelet pipis gimana?
Tenang aja, di sana udah ada beberapa bilik kamar mandi yang cukup memadai kok.
Cukup bayar 2000 buat urusan buang hajat, dan 3000 buat mandi #kalo haus laper
tapi gak bawa bekal? Di sana juga ada warung, kalian boleh jajan sekenyangnya.
Dan kalo kalian ngaku muslim, tentu akan menegakkan sholat lima waktu dimanapun
dan dalam kondisi apapun kan? #tentu donk. Nah, jangan khawatir, kalian bisa
ambil wudu di kamar mandi lalu sholat deh! #memang di sana ada musholanya ya?
Kalian bisa mengerjakan sholat di atas matras, kalo gak punya matras kalian
bisa pinjem tikar di warung. Ibu-ibu penjaga warungnya baik kok, mereka akan
dengan ikhlas ngasih pinjem tikar (*gratis), bahkan nawari tempat buat sholat
#eh, tapi kan camping gak lengkap tanpa api unggun, trus gimana? Butuh kayu
bakar buat bikin api unggun? Ada. Tinggal calling bapak petugas parkir buat
cariin tuh kayu.
Dan kalian
jangan sampe bangun kesiangan #emangnya kenapa? Kan capek! Kalian gak mau
melewatkan indahnya sun rise di pantai ini kan? Kalo mau dapetin jepretan
bareng sun rise, naik aja ke batu karang sebelah timur pantai (*yang tadi aku
bilang bisa buat photo extrem) tapi jangan lewat dari jam 8 pagi ya, karena
mataharinya makin meninggi dan putih jadi kurang oke kalo dinamakan sun rise.
Hati-hati juga, batu karangnya lancip-lancip. Dari atas batu karang itu kalian
bisa berpose sesuka hati.
Pantai
Seruni memang nggak seterkenal pantai Indrayanti, Pantai Kukup, atau Pantai
Krakal yang seringkali dikunjungi wisatawan. Justru dengan sepinya pengunjung
inilah, kebersihan dan kealamiahannya harus tetap dijaga. Awas barang bawaan
kalian jangan sampai mengotori, peralatan yang kalian bawa jangan sampai
merusak. Bukankah kita adalah Mapala? #apaan sih Mapala? Mapala tuh
Manusia pecinta alam. So guys, salam lestari! Sampai jumpa di belahan lain dari
bumi nusantara ini.
Wassalamu’alaikum.
Nih, ada sedikit oleh-oleh... Hehe...
0 comments:
Post a Comment