Saturday, June 4, 2016

Gak Seru Kalo Gak ke Pantai SeruNih!


Assalamu’alaikum.

Alhamdullilah atas segala nikmat dan rahmat Alloh SWT, masih dikasih kesempatan menikmati keindahan bumi nusantara ini. Salah satu keindaan ciptaan Alloh bisa kita temukan di Pantai Seruni. Udah pada tahu kan dimana Pantai Seruni berada? #udah, di peta! Haduh, maksudnya tuh lokasinya, udah pada tahu? #beluuum! Baiklah, nih aku kasih tahu (*kalo udah aku kasih tahu jangan minta tempe hlo). Pantai Seruni berada di Gunung Kidul, tepatnya di sebelah timur Pantai Pok Tunggal. Jangan bilang kalian gak tahu Pantai Pok Tunggal! (*siap-siap lempar sendal) #ampun ampun, udah tahu kok. Sip, jadi kalo mau menuju ke Pantai Seruni jalannya sama dengan menuju Pok Tunggal, tapi ntar setelah melewati jalan masuk, kalian akan ketemu pertigaan. Kalo lurus menuju Pok Tunggal kalo belok menuju Seruni. Sekarang di pertigaan itu ada penunggunya #ih, serem, ada penunggunya. Maksud eike petugas penjaga gitu, yang nunjukin arah, narik duit retribusi, sekalian ngiklanin Pantai Seruni, chyynt. Kalian bisa bayar biaya retribusi seikhlasnya (*waktu itu aku bayar pake duit yang tersisa di kantong, 5000 rupiah).

Sebelum masuk ke lokasi pantai, kuperingatkan jangan termakan oleh papan petunjuk yang bertuliskan “air terjun”. Jangan percaya. Jadi sekali lagi biar gak pada kecewa, disini tuh gak ada air terjun, yang ada tuh air dari pipa peralon kecil yang ditaruh diatas bukit terus jatuh ke bawah seperti air terjun dan airnya juga gak banyak. Entah gaimana bisa papan petunjuk itu bertuliskan air terjun. Mungkin biar pengunjung yang mau ke Pok Tunggal beralih ke Seruni kali ya? #mungkin lho! 

Satu lagi yang akan menunda rasa seneng kalian. Pepatah mengatakan “berakit-rakit ke hulu, berenang ke tepian”, kalian kudu bersusah-payah dahulu, baru bersenang-senang #apaan sih? To the point aja deh! Baiklah, but Im sorry to say that jalan menuju Pantai Seruni tuh masih off road banget bray! Kalo menurutku jalannya tuh sadis. Karena lumayan panjang dan gak ada bonusnya, hampir sama dengan trek Pantai Timang. Sepanjang jalan yang kau lewati cuma akan kau temui krikil-krikil yang lumayan gede, sangat terjal, dan ada yang cukup lancip mengintai ban motor kalian. Ditambah lagi jalur yang berkelok-kelok, naik turun, dan cukup membuat kewalahan mengendalikan gas rem #haduh, kudu pake motor kah? Bisa dilewati mobil gak? Bisa aja pake mobil, tapi pastikan kalian kesana dengan sopir yang udah mahir nyetir ya. Pastikan juga kondisi kendaraan kalian oke. 

Bisa juga ke Pantai Seruni dengan jalan kaki. Itupun kalo kalian yakin punya kaki yang cukup kuat. Rute bisa dari Pantai Indrayanti. Padahal dari Indrayanti harus melewati Pantai Trenggole-Watulawang-Pok Tunggal-Daud-Seruni. Jauh banget! #oh, nooo...!! Namun gak usah kecewa banget, masak traveller gitu aja putus asa sih.

#fiuh. Nah, kalian bisa bernapas lega kalo udah sampe lokasi dengan selamat. Di sana udah ada bapak-bapak petugas parkir yang akan jagain kendaraan kalian selama di pantai, sampe malem sekalipun #ah, yang bener? Swear, waktu itu aku dan rombongan tiba di sana sekitar jam 9 malem. Bayangkan! Perjalanan malam hari yang mencekam dengan kondisi jalan yang begitu sadis #lebay deh. Karena tiba di sana malem, air laut dan pasir pantainya jadi nggak kelihatan, kalian harus jalan kaki turun ke pantai, cuma deket kok dari parkiran.

Setelah kaki kalian berhasil menapak di hamparan pasir pantai, barulah kalian bisa senyum sumringah.  #apa yang menarik di pantai ini? Memang sih pantai ini hampir sama dengan pantai-pantai lainnya di Gunung Kidul, yaitu memiliki hamparan pasir putih nan luas (*menurutku gak putih-putih amat sih, karena kecampur pasir hitam seperti di Pantai Baron). Tapi pasir yang luas hingga ke tengah ini bisa jadi tempat yang ciamik buat yang doyan mandi di pantai. Ombaknya gak begitu menyeramkan. Di ujung sebelah barat ada batu karang besar yang menjadi pemisah dengan pantai Watu Nene. Sedang di sebelah timur berdiri kokoh batu karang dari kecil hingga medium yang cocok buat slow speed-an & photo extreme #trus air terjun yang dari pipa tadi dimana? Nah untuk menuju airnya itu kalian harus berjalan di atas batuan karang yang di sebelah timur. Kalo kalian gak yakin, pas di atas batu karang tuh, coba tengok ke atas, disana ada pipa putih kecil yang berakhir di sebelah timur dan jatuh dibawahnya ada seperti goa kecil. Jadi sekarang udah tahu donk dimana air terjunnya eh air krannya itu?  

Buat yang hobi pindah tempat tidur (*camping), kalian juga bisa menggelar lapak tenda di pantai ini. Cuma bayar sewa tempat 5000 rupiah #kalo kebelet pipis gimana? Tenang aja, di sana udah ada beberapa bilik kamar mandi yang cukup memadai kok. Cukup bayar 2000 buat urusan buang hajat, dan 3000 buat mandi #kalo haus laper tapi gak bawa bekal? Di sana juga ada warung, kalian boleh jajan sekenyangnya. Dan kalo kalian ngaku muslim, tentu akan menegakkan sholat lima waktu dimanapun dan dalam kondisi apapun kan? #tentu donk. Nah, jangan khawatir, kalian bisa ambil wudu di kamar mandi lalu sholat deh! #memang di sana ada musholanya ya? Kalian bisa mengerjakan sholat di atas matras, kalo gak punya matras kalian bisa pinjem tikar di warung. Ibu-ibu penjaga warungnya baik kok, mereka akan dengan ikhlas ngasih pinjem tikar (*gratis), bahkan nawari tempat buat sholat #eh, tapi kan camping gak lengkap tanpa api unggun, trus gimana? Butuh kayu bakar buat bikin api unggun? Ada. Tinggal calling bapak petugas parkir buat cariin tuh kayu. 

Dan kalian jangan sampe bangun kesiangan #emangnya kenapa? Kan capek! Kalian gak mau melewatkan indahnya sun rise di pantai ini kan? Kalo mau dapetin jepretan bareng sun rise, naik aja ke batu karang sebelah timur pantai (*yang tadi aku bilang bisa buat photo extrem) tapi jangan lewat dari jam 8 pagi ya, karena mataharinya makin meninggi dan putih jadi kurang oke kalo dinamakan sun rise. Hati-hati juga, batu karangnya lancip-lancip. Dari atas batu karang itu kalian bisa berpose sesuka hati.

Pantai Seruni memang nggak seterkenal pantai Indrayanti, Pantai Kukup, atau Pantai Krakal yang seringkali dikunjungi wisatawan. Justru dengan sepinya pengunjung inilah, kebersihan dan kealamiahannya harus tetap dijaga. Awas barang bawaan kalian jangan sampai mengotori, peralatan yang kalian bawa jangan sampai merusak.  Bukankah kita adalah Mapala? #apaan sih Mapala? Mapala tuh Manusia pecinta alam. So guys, salam lestari! Sampai jumpa di belahan lain dari bumi nusantara ini. 

Wassalamu’alaikum.

Nih, ada sedikit oleh-oleh... Hehe...







 
separador

0 comments:

Post a Comment

Followers