Beberapa waktu lalu Indonesia
dihebohkan oleh isu ISIS (Islamic
State Of Iraq And Suriah).
Katanya, awal mula ISIS masuk ke Indonesia
melalui internet dan melalui salah satu anggota ISIS asal Indonesia yang kembali ke
Indonesia kemudian menyebarkan paham tersebut kepada masyarakat sekitarnya,
bahkan dengan kajian-kajian keagamaan. Kita sebagai warga negara Indonesia sekaligus
sebagai kaum hawa juga jangan kalah dalam mempersiapkan diri menuju ISIS. Eits,
tapi jangan salah, ISIS yang ini jauh berbeda dengan ISIS yang itu, karena ISIS
yang ini adalah.....
JENG JENG JENG! >> Istri Salehah Idaman Suami (ISIS).
Ilustrasi di atas hanyalah fiktif belaka. So, jangan meniru adegan berbahaya diatas, adegan tersebut hanya diperankan oleh wanita gak salehah.
JENG JENG JENG! >> Istri Salehah Idaman Suami (ISIS).
Kita sering mendengar kata ‘wanita
salehah’ atau banyak lelaki yang bilang mereka mengidamkan punya istri salehah.
Sebenarnya wanita atau istri salehah itu yang seperti apa sih? Kita wanita,
calon istri,
beragama Islam atau muslimah, tapi apakah kita udah termasuk wanita salehah?
Menurut Mak
Erot beberapa sumber, wanita salehah tu
begini.
…Maka
perempuan-perempuan yang saleh, adalah mereka yang taat (kepada Allah) dan
menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah telah menjaga (mereka)...
[QS.
An-Nissa : 34]
“Maukah
aku beritahukan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan lelaki? Yaitu istri
salehah yang bila dipandang akan menyenangkan, bila diperintah akan menaatinya,
dan bila ia pergi si istri akan menjaga dirinya untuk suaminya [HR
Abu Dawud no 1417, disahihkan menurut syariat Muslim dalam Al-Jami’ush Shahih
3/57].
“Setiap keindahan perhiasan dunia, cuma istri salehah
perhiasan terindah. Setiap keindahan yang tampak oleh mata, itulah perhiasan,
perhiasan dunia. Namun yang paling indah di antara semua, cuma istri salehah,
istri yang salehah...” [BH Roma Irama]. Kok BH? BH=Bang
Haji
Nah, sekarang coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang diri kita sendiri (termasuk si penulis). Aku adalah
seorang muslimah, tapi sudah kah aku salehah? Suami idamanku yang seperti apa
sih? Gimana sih
caranya jadi istri idaman suami?
Jujur, ini curhat. Semua
pertanyaan itu akan terjawab kalau kita mengenali sepuluh
ciri-ciri ISIS. Makanya, simak dulu pesan-pesan 10
ciri-ciri Istri Salehah Idaman Suami (ISIS) berikut ini:
1st. Beriman
kepada Allah sebagai Rabb-nya dan Muhammad SAW sebagai nabinya.
Beragama Islam gak cuma sekedar
bersyahadad, INGAT ingat ting!
*ngedipin sebelah mata, kelilipan
debu, deburan ombak pantai selatan* Rukun Islam gak
cuma syahadad! Syahadad bukan sekedar ucapan manis di bibir tanpa amal dalam
realita kehidupan sehari-hari. Iman itu direalisasikan dengan Islam sebagai
pedoman hidupnya. Islam gak cuma di KTP atau tanda pengenal lainnya, melainkan
semua itu nampak jelas dalam perkataan dan perbuatannya.
Hai
orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan, dan
jangan kamu kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang
nyata bagimu. [QS. Al-Baqarah :
208].
So,
kalau kita ngaku beragama Islam dan beriman, ya harus melaksanakan semua yang
diperintahkan Allah dan dituntunkan Rasulullah, gak boleh pilih-pilih. Aku
Islam, kalau Ramadhan ikut puasa dan
rutin salat jama’ah ke masjid, tapi giliran Ramadhan udah habis, salatnya juga
makin menipis, jadi bolong-bolong. Aduh, jangan sampai dong!
2nd. Selalu
menjaga salat lima waktu.
Wanita salehah menjaga salat
dengan wudunya, khusu’ dalam menunaikannya, dan mendirikan salat tepat lima
waktu sehingga nampak jelas padanya buah salat itu, yaitu mencegah perbuatan
keji dan munkar.
Bacalah
apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah salat.
Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar.
Dan sesungguhnya mengingat Allah (salat) adalah lebih besar (keutamaannya dari
ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. [QS.
AL-Ankabut :
45 ]
So,
salat itu gak cuma kelihatan berwudu, pakai mukenah,
pergi ke masjid atau di rumah,
berdiri rukuk sujud jentat jentit, lolo lobah, wong mati ora obah, yen obah medeni bocah... STOP! *Song :
Sluku-Sluku Batok by Mbahku*. Terus terang, aku mengenal lagu itu pertama kali
dipopulerkan di kupingku oleh mbahku.
Juga jangan sampai
salat yang kita kerjakan selama ini jadi
sia-sia. Kelihatannya sih salat, tapi tujuan salat itu sendiri gak tercapai, karena
perbuatan keji dan mungkar masih belum bisa dicegah. Pura-pura salat, pura-pura hormat, bermuka dua, dan enggan memberikan bantuan kepada orang lain.
Maka
celakalah orang-orang yang salat! (4), (yaitu) orang-orang yang lalai dari salatnya
(5), orang-orang yang berbuat ria
(6), dan enggan (menolong dengan) barang berguna (7). [QS. Al-Ma’un : 4–7].
3rd. Menjaga
hijabnya dengan rasa senang hati.
Hijab, selain sebagai identitas
seorang muslimah, juga merupakan kewajiban. Gak beda dengan kewajiban salat,
puasa, zakat, dan kewajiban untuk dinafkahin kamu,
iya... kamu... Pliss, abaikan yang terakhir, Oke?
Yang
namanya wajib itu gak boleh gak dikerjakan (gak boleh ditinggalkan). Wanita salehah
menjaga hijabnya sehingga dia gak keluar rumah kecuali dalam keadaan berhijab
rapi. Banyak wanita Indonesia yang beragama Islam tapi belum tahu atau mungkin gak mau tahu tentang hukum wajib
menutup aurat dengan berhijab.
Berhijab bikin
beberapa orang merasa berat dan gak nyaman. Kepala terasa pusing, gerah, gatal, rambut bercabang, rontok, ketombean, kutuan *iyuuhh*.
Apalagi sebagai pelajar atau wanita karier yang hyperaktif, pasti terasa
ribet, gak
praktis, gak modis, pliiss deh!
Cukup! gak usah mencari sebab, serta
mencari alasan, yang nyata kau tidak berubah... STOP! *Song: Mencari
Alasan by Exist*. Alasan basi buat menghindar dari peritah berhijab. Mbok ya kayak kera
sakti itu hlo, walau halangan, ritangan, membentang, tak jadi masalah dan tak kan jadi
beban pikiran... *Song : Kera Sakti by Sun-gokong*
So, mari kita mencari
perlindungan Allah dan bersyukur kepada-Nya atas kehormatan yang diberikan
dengan adanya hukum hijab ini.
Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu,
dan isteri-isteri orang mukmin “Hendaklah mereka mengulurkan hijabnya ke seluruh tubuh mereka”, yang demikian itu supaya mereka
lebih mudah dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. [QS. Al-Ahzab : 59].
Katakanlah
kepada wanita yang beriman “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan
memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali
yang (biasa) tampak darinya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke
dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka,
atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau
putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau
putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan
mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau
pelayan-pelayan laki-laki yang gak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau
anak-anak yang belum mengetahui tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka
memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan
bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya
kamu beruntung” [QS. An-Nur (24) : 31].
4th. Selalu
menjaga ketaatannya kepada suaminya.
Istri salehah sayang suaminya,
mengajaknya menuju pada kebaikan,
gak meneriaki dan memaki suaminya yang
ketahuan godain janda sebelah rumah,
gak menyakiti hatinya, dan pandai bersyukur atas segala kebaikan yang diberikan
oleh suaminya. Selama suami kita
(kita? kesannya kok aku lagi ngomong sama istri-istri lain suamiku yak?)
memimpin keluarga ke jalan kebaikan yang Allah ridai, gak ada alasan bagi istri untuk gak taat
kepadanya.
“Seandainya
aku boleh memerintahkan seseorang untuk sujud kepada orang lain (sesama
makhluk) niscaya aku perintahkan seorang istri untuk sujud kepada suaminya. Dan
gaklah seorang istri dapat menunaikan seluruh hak Allah Azza wa Jalla
terhadapnya hingga ia menunaikan seluruh hak suaminya terhadapnya.
Sampai-sampai jika suaminya meminta dirinya (mengajaknya bersenggama) sementara
ia sedang berada di atas pelana (yang dipasang di atas unta) maka ia harus
memberikannya (tidak
boleh menolak).” [HR. Ahmad 4/381. Dihasankan Asy-Syaikh
Albani dalam Ash-Shahihul Jami’ no. 5295 dan Irwa Al-Ghalil no. 1998].
Jangan sampai karena ketidaktaatan (boleh juga dibaca : kedurhakaan)
kita pada suami akan menyebabkan kita
dikutuk menjadi batu terjerumus ke neraka. Kan ngeri. Ngeri gak sih? Ah, bisa bayangin gak? Macam apa ya
penghuni neraka itu..?
*pandangan menerawang, tiba-tiba penglihatan kabur* Baru ingat, ternyata aku kurang tidur.
*pandangan menerawang, tiba-tiba penglihatan kabur* Baru ingat, ternyata aku kurang tidur.
“Diperlihatkan
neraka kepadaku. Ternyata mayoritas penghuninya adalah para wanita yang kufur.”
Ada yang bertanya kepada beliau: “Apakah para wanita itu kufur kepada Allah?”
Beliau menjawab: “(Tidak,
melainkan) mereka kufur kepada suami dan mengkufuri kebaikan (suami).
Seandainya engkau berbuat baik kepada salah seorang dari mereka satu masa,
kemudian suatu saat ia melihat darimu ada sesuatu (yang tidak berkenan di
hatinya) niscaya ia akan berkata: Aku sama sekali belum pernah melihat kebaikan
darimu.” [HR. Al-Bukhari no. 29 dan Muslim no. 907].
Itu lah wanita
penghuni neraka, dia yang selalu diperlakukan baik oleh suaminya, giliran
sekalinya suaminya melakukan kesalahan, musnah sudah semua kebaikan yang pernah
dilakukan suaminya padanya. Duh, kok jadi kebanyakan –nya, ya?
Nyanyi dulu lah. Sebagaikekasih suu~ami yang tak dianggap aku hanya bisa mencoba
mengalah... *Song : Suami Tak Dianggap by Armando*
Nyanyi dulu lah. Sebagai
5th. Mendidik
anak-anaknya untuk taat kepada Allah.
Istri salehah mengajarkan
kepada anak-anaknya aqidah yang benar, menjauhkan mereka dari segala jenis
kemaksiatan dan perilaku tercela. Seorang ibu mulai memainkan peran sebagai
manajer dan madrasah (sekolah) pertama bagi anak-anaknya. Sumpah. Bagian ini masih sangat awam buatku, bayangannya
aja belum keliatan, langkah pertama belum ditempuh.
Langkah pertama apaan? *bisik-bisik biar pembaca gak kedengaran kalau aku bilang >> nikah*
Langkah pertama apaan? *bisik-bisik biar pembaca gak kedengaran kalau aku bilang >> nikah*
“Tidaklah anak manusia
dilahirkan melainkan pasti lahir di atas fitrahnya, maka kemudian orang
tuanyalah yang membuatnya menjadi Yahudi atau Nasrani atau Majusi." [HR.
Al-Bukhari dan Muslim].
Hadist itu menjelaskan bahwa
anak lahir dalam keadaan fitrah (bertauhid dan berpotensi baik). Kalau nanti gedenya si anak jadi menyimpang, ia jadi
Yahudi/ Nasrani/ Majusi, dan ahli maksiat, maka orang tua punya andil besar sebagai
penyebabnya.
Kenapa begitu? Kenapaaaa? Oh, God! Why...?? *kepala mendongak seakan menantang langit*
Kenapa begitu? Kenapaaaa? Oh, God! Why...?? *kepala mendongak seakan menantang langit*
Karena...
Pertama *mengacungkan jaritengah telunjuk*,
orang tua adalah pihak yang sejak awal paling dekat dan berpengaruh langsung ke
anak.
Kedua *giliran duo jari telunjuk dan jempol. Dor!* orang tua gak ngasih perawatan dan pendidikan yang tepat sejak usia dini. Orang tua malah ngasih pendidikan yang menyimpang dari tauhid dan sunnah Rasulullah.
Pertama *mengacungkan jari
Kedua *giliran duo jari telunjuk dan jempol. Dor!* orang tua gak ngasih perawatan dan pendidikan yang tepat sejak usia dini. Orang tua malah ngasih pendidikan yang menyimpang dari tauhid dan sunnah Rasulullah.
Wahai
orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari siksa api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya
kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. [QS.
At-Tahrim : 6].
6th. Gak
berkhalwat (berduaan) dengan laki-laki yang bukan mahramnya.
Sekali lagi, INGAT
ingat tong! *kali ini kelilipan kulit
duren* MAHRAM yaa, bukan MUHRIM.
Kita sering mendengar orang lain atau bahkan kita sendiri salah sebut. Mahram tu orang yang diharamkan buat dinikahi karena
nasab (keturunan) atau persusuan, kalau Muhrim tu orang
yang lagi pakai pakaian
ihram, dua helai kain putih itu hlo, yang buat haji atau umrah.
“Barangsiapa yang bermain pada Allah dan hari akhir maka
hendaknya gak berkhalwat dengan perempuan bukan mahram karena pihak ketiga
adalah setan” [HR. Ahmad dalam kitab Musnad hadits no. 14692].
So, misalkan suami lagi gak ada di rumah, sebagai wanita salehah harus bisa menjaga
kehormatannya dan harta suaminya. Gak boleh masukin tamu cowok yang bukan mahramnya ke rumah, apa lagi ke
kamar. Yang ke dua ini kebablasan, jangan lakukan. Apalagi tamu itu sebenernya adalah maling,
udah maling diri kita, maling harta benda pula. Rugi dunia akherat dah!
7th. Tidak
menyerupai laki-laki dan atau wanita-wanita kafir.
Wanita salehah gak boleh mengimitasikan diri seperti
laki-laki atau
wanita-wanita kafir yang menjadikan
ciri khusus mereka, seperti cara berpakaian, mengenakan simbol-simbol, gerak
gerik, dan tingkah laku mereka. You can’t imitate them and you can’t duplicate them, cause you got
something special... *Song : Dessert_edited version by Writter ft Reader* du
da, du da mu da, du da mu da. STOP!
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat laki-laki yang
menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai laki-laki.
[HR.
Al-Bukhari no. 5885, 6834].
“Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk golongan mereka."
[HR.
Abu Dawud, Al-Libas, 3512. Al-Albany berkata dalam Shahih Abu Dawud, Hasan
Shahih no. 3401].
So, just be yourself, as a good muslimah!
8th. Selalu
menyeru ke jalan Allah di kalangan wanita dengan kata-kata yang baik.
Sebagai wanita salehah, selain menjaga keimanan dan
ketaqwaan dirinya sendiri, mengajarkan pada keluarganya, juga
wajib mengajarkan dan menyeru kebaikan kepada
wanita lain (sekali lagi, sumpah, aku gak bermaksud membuat makna “wanita lain”
jadi ambigu). Dengan begitu, akan semakin banyak
wanita yang mengerti akan perannya sebagai perhiasan dunia, bukannya racun
dunia, apa lagi keong racun. Yang terakir skip aja
pliss.
Dan
hendaklah ada di antara kamu segolongan umat menyeru kepada kebajikan, menyuruh
kepada yang makruf dan
mencegah dari yang mungkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung. [QS. Ali-Imran (3) : 104].
9th. Selalu
menjaga hatinya dari subhat (ragu-ragu) dan syahwat (hawa nafsu).
Wanita salihah
hatinya mantap memegang teguh tali agama Allah, gak ragu-ragu juga gak
tanggung-tanggung dalam mengamalkannya. Beribadah, jangan setengah-setengah. Yakin
pasti bisa! *mengepalkan tangan, macam mau adu tinju aja*
Kebenaran
itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang yang
ragu [QS. Al Baqarah : 147].
Lain hal, ada
orang bilang –yang
entah siapa aku juga gak
kenal– kehidupan
rumahtangga itu adalah workshop, maksudnya, suami yang work
(bekerja, nyari duit) dan istri yang shop (belanja, ngabisin duit). Apalagi di zaman android begini, gaya hidup konsumtif abis, hedonis, sok-sokan
saling bersaing mirip artis, senyam
senyum sok manis, rambut klimis, kumis tipis, eh?
Sadis! Nurutin nafsu gak bakalan ada habisnya sebelum takdir yang akan menghabisimu. So, kalau ada yang murah, ngapain beli yang mahal? *korban iklan, yang entah iklan apa aku juga gak tau*
Sadis! Nurutin nafsu gak bakalan ada habisnya sebelum takdir yang akan menghabisimu. So, kalau ada yang murah, ngapain beli yang mahal? *korban iklan, yang entah iklan apa aku juga gak tau*
Sesungguhnya
pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat
ingkar kepada Tuhannya [QS. Al-Isra’ 27].
10th. Menjaga
waktunya agar gak terbuang sia-sia.
Wanita salehah gak akan nyia-yiain waktunya cuma buat nglakuin hal-hal yang gak berguna. Misal: ngegosip
bareng emak-emak lain di lapak abang tukang sayur depan komplek dari pagi
sampai pagi lagi *hloh?*,
ngadu domba, fitnah, prasangka jelek, balas dendam *efek sinetron gak jelas*,
malas-malasan sembari nungguin suaminya pulang kerja, pas suaminya pulang kemalaman malah dimarah-marahi, bilang “Mama nungguin Papa sampai ketiduran, tau gak?! Kemana aja sih jam segini baru pulang, hah?! Punya wanita lain ya?! Atau abis sama si janda jal***kung itu, hah?! Hayoo ngaku!!”
*sambil pegang gagang sapu, siap tempur*,
suaminya milih gadoin wajan sambil baca blog ini.
ngadu domba, fitnah, prasangka jelek, balas dendam *efek sinetron gak jelas*,
malas-malasan sembari nungguin suaminya pulang kerja, pas suaminya pulang kemalaman malah dimarah-marahi, bilang “Mama nungguin Papa sampai ketiduran, tau gak?! Kemana aja sih jam segini baru pulang, hah?! Punya wanita lain ya?! Atau abis sama si janda jal***
suaminya milih gadoin wajan sambil baca blog ini.
Ilustrasi di atas hanyalah fiktif belaka. So, jangan meniru adegan berbahaya diatas, adegan tersebut hanya diperankan oleh wanita gak salehah.
Hai
orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena
sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang
dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang
suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik
kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima
Taubat lagi Maha Penyayang. [QS. Al-Hujrat : 12].
~TO BE
CONTINUE atau THE END aja ya?~
Pesan-pesan terakhir penulis:
Memang sih jodoh itu Tuhan yang nentuin, kita manusia cuma
bisa ngejalani
apa yang udah Tuhan
takdirkan. Mana
ada sih
di dunia ini yang pingin punya
jodoh yang jelek (akhlaknya)? Enggak kan? Enggak dong... Enggak
lah...
So,
marilah kita mengheningkan cipta perbaiki
diri dulu biar dipertemukan dan dibersamakan dengan
jodoh yang baik dan kita bisa jadi
istri idaman. Jodohmu adalah cermin dirimu sendiri. Kalau pingin dapet yang baik, jadikan
dirimu baik; kalau
pingin
dapet
yang saleh,
jadikan dirimu salehah; kalau pingin dapet imam yang baik, jadilah makmum yang baik; dan kalau ada
sumur di ladang, boleh aku menumpang mandi? Abaikan yang
terakhir.
Laki-laki yang
berzina tidak
mengawini melainkan perempuan yang berzina atau perempuan yang musyrik; dan
perempuan yang berzina tidak
dikawini melainkan oleh laki-laki yang berzina atau laki-laki musyrik, dan
demikian itu diharamkan atas orang-orang yang mukmin [QS. An-Nur :
3].
Wanita-wanita
yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah
untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk
laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang
baik (pula)….. [QS.
An-Nur :
26].
Nikah bukanlah suatu kompetisi, siapa yang cepat dia lah yang hebat. Urusan ini bisa jadi mudah, bisa jadi rumit sekali. So, gak usah buru-buru, dan... pilih yang terbaik! ;)
Nikah bukanlah suatu kompetisi, siapa yang cepat dia lah yang hebat. Urusan ini bisa jadi mudah, bisa jadi rumit sekali. So, gak usah buru-buru, dan... pilih yang terbaik! ;)
0 comments:
Post a Comment