Sunday, June 12, 2016

Wuss! Salat Tarawih Super Cepat


Sudah lihat video itu? Atau kalau belum lihat video itu di sini, mungkin kalian sudah lihat video itu ditayangkan di berita di TV. Yup! Salat tarawih super cepat. Bukan, itu bukan video edited, itu video salat tarawih murni dengan durasi super cepat, 23 rakaat hanya dalam waktu kurang dari 10 menit. Bukan main!

Salat tarawih itu dilakukan di masjid di salah satu pondok pesantren di Blitar. Kata pimpinan pondok, salat dengan cara seperti itu sudah dilakukan turun temurun sejak dulu dan tidak melanggar syariat, dengan alasan dulunya masyarakat susah dikumpulkan untuk melaksanakan salat berjamaah di masjid. Lalu terbesitlah inisiatif salat dengan cara kilat seperti itu biar masyarakat mau salat tanpa mengganggu aktivitas. Hanya dalam 10 menit beres! Mengalahkan kecepatan layanan cuci cetak foto. Saking cepatnya gerakan salatnya, bisa sekalian berolahraga (kata salah satu jamaah). Lucu sekali bukan?

Mungkin pak pimpinan lupa akan eksistensi istilah "tuma'ninah" dalam salat. Beliau amnesia akan makna "khusyuk" dalam salat. Dan masyarakat senang saja mengikuti salat kilat semacam itu tanpa protes, atau setidaknya ada tanda tanya dalam benaknya. Yang penting sudah salat dan aktivitas tetap lancar jaya! Horeee..!!

Tulisan ini bukan sok pintar atau sok menggurui, cuma sekedar mengingatkan (kan tadi lupa). Di antara kesalahan besar yang terjadi pada sebagian orang yang salat: tidak tuma’ninah ketika shalat. 

Nabi SAW menganggapnya sebagai pencuri yang paling buruk. Nah loh!

"Sejahat-jahat pencuri adalah yang mencuri dari shalatnya”. Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana mencuri dari salat?”. Rasulullah berkata, “Dia tidak sempurnakan ruku' dan sujudnya” (HR Ahmad No 11532, dishahihkan oleh al Albani dalam Shahihul Jami’ 986).

Maka Nabi SAW menganggap perbuatan mencuri dalam salat ini lebih buruk dan lebih parah daripada mencuri harta.

Tuma’ninah ketika mengerjakan salat adalah bagian dari rukun salat, salat tidak sah kalau tidak tuma’ninah. Nabi SAW pernah berkata kepada orang yang salatnya salah.

“Jika kamu hendak mengerjakan salat maka bertakbirlah, lalu bacalah ayat al Quran yang mudah bagimu. Kemudian ruku'lah sampai benar-benar ruku' dengan tuma'ninah, lalu bangkitlah (dari ruku') hingga kamu berdiri tegak, setelah itu sujudlah sampai benar-benar sujud dengan tuma'ninah, lalu angkat (kepalamu) untuk duduk sampai benar-benar duduk dengan tuma'ninah, setelah itu sujudlah sampai benar-benar sujud, kemudian lakukan seperti itu pada seluruh salatmu” (HR Bukhari 757 dan Muslim 397 dari sahabat Abu Hurairah).

Para ulama mengambil kesimpulan dari hadits ini bahwa orang yang ruku’ dan sujud namun tulangnya belum lurus, maka salatnya tidak sah dan dia wajib mengulangnya, sebagaimana Nabi SAW yang berkata kepada orang yang tata cara salatnya salah ini, “Ulangi shalatmu, sejatinya kamu belumlah shalat”.

Selain tuma'ninah, penting untuk diperhatikan adalah khusyuk dalam salat. Khusyu' dalam shalat merupakan salah-satu tanda orang-orang yang beriman kepada Allah. Khusyuk dalam salat berarti sungguh-sungguh dalam melaksanakan salat dengan memasrahkan diri sepenuhnya dan sangat mengharapkan perjumpaan dengan Allah.

Sungguh beruntung orang-orang yang beriman (1), (yaitu) orang yang khusyuk dalam salatnya (2), [QS. Al-Mu'minun: Ayat 1-2].

Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Dan (salat) itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyuk, [QS. Al-Baqarah: Ayat 45].

Salat itu lebih besar keutamaannya dari ibadah yang lain. Tapi tidak bisa disangkal, salat memang terkadang terasa sangat berat. Malas sekali mengerjakannya. Sampai-sampai kita pelit meluangkan waktu dengan Sang Khalik. Dari 24 jam sehari yang diberikan olehNya, cuma berapa jam kita bersamaNya? Sedikit sekali kita mengingatNya bukan? Bahkan, tanpa disadari kita telah menjadi makhluk munafik!  Astagfirullah... 


Sesungguhnya orang munafik itu hendak menipu Allah, tetapi Allah-lah yang menipu mereka. Apabila mereka berdiri untuk salat, mereka lakukan dengan malas. Mereka bermaksud riya (ingin dipuji) di hadapan manusia. Dan mereka tidak mengingat Allah kecuali sedikit sekali. [QS. An-Nisa': Ayat 142].

Semua muslim pasti paham kalau salat tarawih itu salat sunnah, yang kalau gak dikerjakan pun gak masalah, gak dosa. Jadi, kenapa harus merasa "terpaksa" mengerjakannya, kalau gak mengerjakan pun gak apa-apa? Mengorbankan waktu salat demi kepentingan dunia. Salat sunnah super cepat, biar bisa melanjutkan aktivitas seperti biasa.

Hey! Kita mau iman atau enggak, Tuhan membebaskan. Andaikata semua manusia di planet ini gak menyembah Allah, Allah gak akan turun drajatnya. Allah ngasih kita cuma dua pilihan: iman atau gak iman sama sekali. Gak ada pilihan setengah iman. 

Katakanlah (Muhammad), "Berimanlah kamu kepadanya (Al-Qur'an) atau tidak usah beriman (sama saja bagi Allah). Sesungguhnya orang yang telah diberi pengetahuan sebelumnya, apabila (Al-Qur'an) dibacakan kepada mereka, mereka menyungkurkan wajah, bersujud," [QS. Al-Isra': Ayat 107].

Sekali lagi, tulisan ini bukan sok pintar dan sok menggurui, cuma sekedar mengingatkan. Mengingatkan untuk kita semua. Coba kita koreksi salat kita masing-masing. Sudah betul kah? Sudah sesuai tuntunan Nabi SAW kah? Dan poin yang paling penting, akankah salat kita diterima Allah? Pikiranlah...





~CALM DOWN AND KEEP PRAYING~










separador

0 comments:

Post a Comment

Followers