Friday, June 10, 2016

Every soul willl taste death...


Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kemudian hanya kepada Kami kamu dikembalikan. [QS. Al-'Ankabut: Ayat 57].

Jumat, 10 Juni 2016, minggu pertama bulan Ramadhan, my great-grandma tutup usia genap satu abad. Kesempatan hidup seratus tahun di dunia bisa dibilang sangat lah lama. Katanya, meninggal di hari Jumat itu baik dan dijamin surga. Benarkah begitu? Kalau baik enggaknya kematian seseorang bisa diprediksi berdasarkan hari matinya, tentu hari Kamis lah yang paling baik, karena Nabi SAW meninggal di hari Kamis, bukan Jumat. Dan, manusia mana yang lebih baik daripada Nabi?

Aku ingat benar, selama jadi buyutnya, belum pernah sekalipun aku melihat mbah buyut salat meskipun status agamanya Islam. Tidak juga mbah putri dan ibukku pernah menyaksikan mbah buyut beribadah sesuai ajaran agama Islam. Sedangkan pembeda antara muslim dan non muslim adalah salat. Dan di akhirat nanti amal pertama yang dihisab adalah salat. Kalau selama hidupnya di dunia gak pernah salat, apanya yang mau dihisab? Lucu sekali.

Dan lagi, orang-orang yang masih hidup mau menyolatkan dan mendoakannya dengan cara-cara tertentu di hari-hari tertentu pula (hari ke-3, 7, 40, 100, dst). Mbah buyut sendiri aja gak kenal sama Tuhannya, gimana bisa dimohonkan ampun? Maaf mbah buyut, aku (kami) gak bisa melakukan hal yang sama seperti yang mereka lakukan. Allah melarangnya. 

Tidak pantas bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memohonkan ampunan (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik sekalipun orang-orang itu kaum kerabat(nya) setelah jelas bagi mereka bahwa orang-orang musyrik itu penghuni Neraka Jahanam. [QS. At-Taubah: Ayat 113].


We are humans and we only do our part, we don't intervene in Allah's. Remember Allah forgives whom He will and punishes whom He will. Yang bisa kami lakukan hanyalah memenuhi 3 dari 4 hakmu : memandikan, mengafani, dan menguburkan (gak bisa ikut menyolatkan).

Kemarin siang menjadi kali terakhir aku menjenguk mbah buyutku. Tubuhnya kecil, kurus, cuma tinggal kulit membalut tulang, terbaring tak berdaya di ranjang. Menunggu malaikat maut datang. Malamnya kami dapat kabar kalau mbah buyut telah berpulang. Dan siang ini akan dikebumikan.

Kematian memang misteri Ilahi. Gak bisa diprediksi secara pasti. Gak bisa dipercepat maupun dihindari, sekalipun kita berada di dalam benteng yang kokoh dan tinggi. So, apa lagi yang bisa dilakukan selain mempersiapkan diri?

Kami telah menentukan kematian masing-masing kamu dan Kami tidak lemah, [QS. Al-Waqi'ah: Ayat 60].

Tuhan, jadikanlah kami tetap dalam iman dan Islam hingga ajal menjemput suatu saat nanti.



~AAMIIN~












separador

0 comments:

Post a Comment

Followers